Perkembangan Teori Atom
A.
Substansi
Aliran
sekolah Nyaya dan Vaisheshika mengembangkan teori
yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung menjadi benda-benda yang lebih
kompleks.
Rujukan mengenai atom di dunia Barat muncul satu
abad kemudian oleh Leukippos , yang
kemudian oleh muridnya, Demokritus
mensistematis pandangan ini. Kira-kira pada tahun 450 SM, Demokritus menciptakan istilah Ãtomos yang berarti tidak dapat dipotong ataupun
partikel terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Pada tahun 1661,
Robert Boyle mempublikasikan buku
(The Sceptical Chymist ) yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini
terdiri dari berbagai kombinasi ataupun atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda
dengan pandangan klasik bahwa materi terdiri dari unsur udara, tanah, api, dan
air.
Pada tahun 1789,
istilah element atau unsur didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti
Perancis, Antoine Lavoisier ,
sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan
menggunakan metode-metode kimia.
Dalam bukunya, A New System of Chemical Philosophy
pada tahun 1803, John Dalton
menggunakan konsep atom untuk menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi
dalam perbandingan yang bulat dan tetap dan mengapa gas-gas tertentu lebih
larut dalam air dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Ia mengajukan bahwa setiap
unsur mengandung atom-atom tunggal unik yang tidak dapat dibagi – bagi lagi
kemudian lebih jauh bergabung menjadi senyawa-senyawa kimia.
Melalui hasil kerjanya pada sinar
katoda pada tahun 1897, J. J. Thomson
menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan konsep
atom sebagai satuan yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Karena atom-atom pada
umumnya neutral, maka selain atom mempunyai muatan negatif, atom juga terdiri
dari muatan positif yg besarnya sama dengan muatan negatifnya J.J. Thomson
mengajukan suatu model atom:
“Elektron-elektron
yang bermuatan negatif terletak dalam suatu muatan positif yang terdistribusi kontinyu”.Distribusi
muatan positif diandaikan berbentuk bola dengan jari-jari ~ 10-10 m elektron
bermuatan negative materi bermuatan positif . Atom merupakan bola bermuatan
positif serba-sama yg mengandung electron.
Model atom Thomson : model plum-pudding (kue) karena menyerupai kue yg
berkismis. Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara merata
di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan
positif.
Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest Rutherford menembakkan ion
helium ke lembaran tipis emas dan menemukan bahwa sebagian kecil ion tersebut
dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam dari yang apa yang
diprediksi oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan bahwa muatan
positif suatu atom massanya terkonsentrasi pada inti atom, dengan
elektron-elektron mengitari inti atom, seperti planet mengitari matahari. Rutherford melakukan eksperimen untuk
membuktikan kebenaran model atom Thomson. Eksperimen tersebut dilakukan oleh Geiger & Marsden (asisten
Rutherford) berupa hamburan partikel
oleh keping emas.Dari
eksperimen diperoleh hasil bahwa hampir semua partikel menembus keping emas. Tetapi terjadi keistimewaan bahwa ada
partikel yg dihamburkan balik. Diperoleh
satu partikel diantara 8.000 partikel yang dibelokkan dengan sudut > 90o. Berdasarkan hasil eksperimen
tersebut Rutherford menarik kesimpulan bahwa :
1) Atom sebagian besar kosong.
2) Dalam atom terdapat suatu inti dengan muatan positif yang
dikelilingi oleh-oleh elektron.
3) Volume inti sangat
– sangat kecil dari volume atom.
Pada tahun 1913, fisikawan Niels Bohr
mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan bahwa elektron-elektron
terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi dan dapat meloncat dari satu orbit
ke orbit lainnya, namun tidak dapat dengan bebas berputar spiral ke dalam
maupun keluar dalam keadaan transisi. Teori
Bohr memperkenalkan atom sebagai sejenis miniatur planet yang mengitari matahari, dengan elektron-elektron mengelilingi orbitnya.
Bohr
membuktikan bahwa elektron-elektron dalam sebuah atom hanya dapat berputar
dalam orbitnya dalam ukuran spesifik tertentu. Atau dalam kalimat rumusan lain:
elektron-elektron yang mengitari bagian pokok berada pada tingkat energi
(kulit) tertentu tanpa menyerap atau memancarkan energi. Elektron dapat
berpindah dari lapisan dalam ke lapisan luar jika menyerap energi. Sebaliknya,
elektron akan berpindah dari lapisan luar ke lapisan lebih dalam dengan
memancarkan energi.
Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi-bagi menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam. Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton. Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis spektrum dari ato hidrogen, lagi dengan menggunakan kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis de Broglie memberikan teorinya tentang gelombang benda.
Teori-teori
di atas, meskipun sukses, tetapi sangat fenomenologikal: tidak ada penjelasan
jelas untuk kuantisasi. Mereka dikenal sebagai teori kuantum lama.
Salah satu
kelemahan model atom Bohr hanya bisa dipakai untuk menjelaskan model atom
hydrogen dan atom atau ion yang memiliki konfigurasi elektron seperti atom
hydrogen, dan tidak bisa menjelaskan untuk atom yang memiliki banyak elektron.
Mekanika
kuantum modern lahir pada tahun 1925,
Heisenberg merumuskan prinsip ketidakpastiannya pada tahun 1927, dan
interpretasi Kopenhagen terbentuk dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada 1927,
Paul Dirac menggabungkan mekanika kuantum dengan relativitas khusus. Dia juga
membuka penggunaan teori operator, termasuk notasi bra-ket yang berpengaruh.
Pada tahun 1932, Neumann Janos merumuskan dasar matematika yang kuat untuk
mekanika kuantum sebagai teori operator.
Bidang kimia kuantum dibuka oleh Walter
Heitler dan Fritz London, yang mempublikasikan penelitian ikatan kovalen dari
molekul hidrogen pada tahun 1927. Kimia kuantum beberapa kali dikembangkan oleh
pekerja dalam jumlah besar, termasuk kimiawan Amerika Linus Pauling.
Werner heinsberg
(1901-1976), Louis de Broglie (1892-1987), dan Erwin Schrödinger (1887-1961)
merupakan para ilmuwan yang menyumbang berkembangnya model atom modern atau
yang disebut sebagai model
atom mekanika kuantum.
Pernyataan de
Broglie yang menyatakan bahwa partikel dapat bersifat seperti gelombang telah
menginspirasi Schrödinger untuk menyusun model atomnya dengan memperhatikan
sifat elektron bukan hanya sebagai partikel tapi juga sebagai gelombang,
artinya dia menggunakan dualisme sifat elektron.
Menurut
Schrödinger elektron yang terikat pada inti atom dapat dianggap memiliki sifat
sama seperti “standing wave” , anda bisa membayangkan gelombang standing wave
ini seperti senar pada gitar (lihat gambar). Ciri standing wave ini
ujung-ujungnya harus memiliki simpul sehingga ½ gelombang yang dihasilkan
berjumlah bilangan bulat.
Hal yang sama dapat diterapkan apabila kita
menganggap elektron dalam atom hydrogen sebagai “standing wave”. Hanya orbit
dengan dengan jumlah ½ gelombang tertentu saja yang diijinkan, orbit dengan
jumlah ½ gelombang yang bukan merupakan bilangan bulat tidak diijinkam. Hal
inilah penjelasan yang rasional mengapa energi dalam atom hydrogen
terkuantisasi.
Schrödinger kemudian mengajukan persamaan
yang kemudian dikenal dengan nama “persamaan gelombang Schrödinger”
Apakah orbital
itu? Orbital adalah daerah kebolehjadian kita menemukan elektron dalam suatu
atom atau bisa dikatakan daerah dimana kemungkinan besar kita dapat menemukan
elektron dalam suatu atom.
Bedakan dengan
istilah orbit yang dipakai di model atom Bohr. Orbit berupa lintasan dimana
kita bisa tahu lintasan dimana elektron mengelilingi inti, tapi pada orbital
kita tidak tahu bagaimana bentuk lintasan elektron yang sedang mengelilingi
inti. Yang dapat kita ketahui adalah dibagian mana kemungkinan besar kita dapat
menemukan elektron dalam atom.
Werner Heisenberg
menjelaskan secara gamblang tentang sifat alami dari orbital, analisis
matematika yang dihasilkannya menyatakan bahwa kita tidak bisa secara pasti
menentukan posisi serta momentum suatu partikel pada kisaran waktu tertentu.
Pembatasan ini
sangat penting bila kita memmpelajari partikel yang sangat kecil seperti
elektron, oleh sebab itulah kita tidak bisa menentukan secara pasti posisi
elektron yang sedang mengelilingi inti atom seperti yang ditunjukan oleh model
atom Bohr, dimana elektron bergerak dalam orbit yang berbentuk lingkaran.
Disinilah mulai diterimanya model atom mekanika kuantum yang diajukan oleh
Schrödinger.
Sesuai dengan azaz
Heisenberg ini maka fungsi gelombang tidak dapat menjelaskan secara detail
pergerakan elektron dalam atom, kecuali fungsi gelombang kuadrat yang dapat
diartikan sebagai probabilitas distribusi elektron dalam orbital. Hal ini bisa
dipakai unutk menggambarkan bentuk orbital dalam bentuk distribusi elektron,
atau dikenal sebagai peta densitas.
Sekolah
Nyaya dan Vaisheshika : Atom – atom bergabung menjadi benda
yang lebih kompleks
Leukippos
dan Demokritus : Istilah atom yang sebagai bagian
terkecil yang tidak dapat dibagi – bagi.
Robert
Boyle : Materi terdiri dari kombinasi atom – atom yang
berbeda.
Antonie
Lavoisier : Membuktikan atom dengan metode – merode kimia.
Jhon
Dallton : Atom –atom bergabung dengan komposisi tertentu.
J. J. Thomson : Percobaan sinar katoda membuktikan adanya bagian yang
lebih kecil dari atom, yaitu partikel elektron dan proton yang kontinyu dengan
kata lain berbentuk pejal.
Ernest Rutherford : Percobaan lempeng tipis emas menyatakan proton tidak
kontinyu tetapi merupakan partikel yang terpisah yang berada pada bagian inti
sehingga ada ruang kosong dalam atom dan elektron mengelilingi inti seperti
matahari. Ada kelemahan yang tidak dapat dijelaskan, yaitu mengapa elektron
tidak jatuh ke inti ?
Neils Bohr
: Elektron tidak jatuh ke inti saat mengorbit, karena adanya keseimbangan
antara gaya Coulomb dan gaya Sentripetal.
Mekanika Kuantum : Salah satu kelemahan model atom Bohr hanya bisa
dipakai untuk menjelaskan model atom hydrogen dan atom atau ion yang memiliki
konfigurasi elektron seperti atom hydrogen, dan tidak bisa menjelaskan untuk
atom yang memiliki banyak elektron. Muncul teori bahwa electron memilki sifat
dualisme untuk menjelaskan atom yang memilki banyak elektron.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar